Surga yang Tersembunyi di Kota Luwuk

Halo, Jumpa lagi dengan saya :)

Kali ini saya ingin berbagi referensi travelling yang bisa dijadikan checklist tujuan travelling akhir tahun ini atau awal tahun 2018. Setelah kemarin kita menjelajahi Kota Bandung, sekarang saya akan membawa kalian untuk berjelajah di Pulau Sulawesi, tepatnya Sulawesi Tengah. Penasaran kan? 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sudah 17 tahun saya menghabiskan waktu di Kota Luwuk Banggai, kota kecil yang berada diujung timur pulau Sulawesi Tengah. Kota yang mempunyai kekayaan laut eksotik, suku yang beragam, dan kuliner yang memanjakan lidah bagi setiap pendatang yang datang ke pulau ini. Saya sendiri adalah pendatang di Kota Luwuk, Orang tua saya berasal dari Padang (Sumatera Barat) yang kemudian merantau ke kota ini. Saya sempat menempuh pendidikan sekolah dasar di Manado, setelah lulus saya melanjutkan sekolah menengah di Luwuk dan tinggal dikota ini hingga sekarang. Banyak sekali teman saya di Pulau Jawa yang tidak tahu dimana Kota Luwuk berada, mereka justru lebih mengenal kepulauan Banggai dibandingkan Kota Luwuk meskipun Luwuk adalah ibu kotanya. 
Nah, Bagi kalian yang ingin berkunjung ke Kota Luwuk menggunakan jalur udara dari Pulau Jawa, Sumatera, atau Kalimantan kalian harus transit terlebih dahulu di Makassar atau Palu. Biasanya transit memakan waktu 3 - 5 jam. tergantung dari maskapai penerbangan yang kita gunakan. Saya selalu menghabiskan waktu transit dengan membeli oleh2 dibandara atau membaca novel (novel wajib dibawa saat pulang kampung). Jarak yang dapat ditempuh dari Makassar atau Palu ke Luwuk kurang lebih 1 jam. 

Luwuk from the top before landing 

Pesona Kota Luwuk

Kota Luwuk merupakan ibu kota dari Kabupaten Banggai yang terletak di timur Provinsi sulawesi tengah yang berjarak kurang lebih 610 km dari ibu kotanya yaitu Palu. Luwuk sendiri merupakan kota yang unik karena selain menjadi nama kota, Luwuk juga menjadi nama Kelurahan dan Kabupaten. Pada tanggal 2 Agustus 2017, Luwuk dianugerahi oleh pemerintah sebagai kota yang cantik dan bersih, sehingga mendapat piala adipura dari Presiden RI yang diselenggarakan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Keadaan geografisnya pun sangat indah karena sebagian dataran rendah merupakan pusat pemerintahan dan pemukiman. sedangkan bagian belakang kota adalah dataran tinggi yang berupa pegunungan hijau yang menakjubkan.

Motto kota Luwuk adalah "Luwuk Kota Berair" kenapa dinamakan demikian? karena Luwuk banyak menyimpan sumber kehidupan berupa mata air, air terjun, dan sungai. Pemerintah kota juga mengajak warga Luwuk untuk menjaga lingkungannya dengan slogan "piana sampah ala" yang biasa disingkat dengan "PINASA". Ini adalah bahasa Saluan suku asli Luwuk yang artinya "Pungut sampahmu sendiri". Pemerintah Kota Luwuk juga giat mengkampanyekan pemeliharaan terumbu karang dan penanaman hutan mangrove dengan cara mengundang komunitas independent JAPESDA ( jaringan pengelolaan sumber daya alam). Kota Luwuk dihuni oleh beragam suku yang terdiri dari suku Banggai, Balantak, Saluan (BABASAL) yang merupakan suku aslinya. Dan banyak juga pendatang dari berbagai daerah yang tinggal di kota ini seperti Bugis, Padang, Gorontalo, Bali dan Jawa. Meskipun demikian, Mereka bisa hidup berdampingan secara harmonis. 

Luwuk merupakan kota bahari yang sebagian besar didominasi oleh keindahan pantai, tidak hanya pantai yang menjadi primadona destinasi wisata dikota ini, melainkan banyak tempat - tempat eksotis lainnya yang bisa menjadi tujuan travelling. Yuk kita simak :)

Pantai Kilo Lima
Pantai Kilo Lima ini menawarkan keindahan laut lepas yang tenang, pasir putih, pantai yang bersih serta angin sepoi - sepoi yang membuat kita ingin berlama - lama ditempat ini. Disepanjang pantai ini banyak berderet cafe, warung dan kios yang berbentuk rumah panggung yang menjajakan kuliner khas pantai khususnya pisang goreng yang dicampur dengan sambal dabu - dabu. 
Jangan salah, walaupun Pantai ini dinamakan Kilo Lima, bukan berarti jaraknya lima kilo meter dari pusat kota. Pantai ini dipenuhi terumbu karang yang indah dengan air yang biru. Saya sempat takjub saat pertama kali pindah ke Kota Luwuk, karena ada pantai dengan terumbu karang yang masih terjaga di TENGAH KOTA seperti ini. Pantai kilo lima juga berada di sepanjang belakang rumah pemukiman penduduk, salah satunya rumah saya. View Pantai ini tak kalah menarik jika dilihat dari belakang rumah saya. 


It takes from behind my house view

Setiap sore, apalagi menjelang akhir pekan pantai kilo lima tak pernah sepi oleh pengunjung yang ingin berenang, snorkeling, naik speedboat atau sekedar duduk-duduk menikmati alamnya yang indah. Dan yang tak kalah penting lagi.... untuk menikmati pantai ini, kalian tidak dipungut biaya sama sekali. Kecuali jika kalian ingin naik speed boat berkeliling pinggiran pantai, kalian hanya di kenakan Rp. 5000,00. Sangat murah bukan?
Karena gulungan ombaknya yang tenang dan stabil, maka pantai ini sangat direkomendasikan buat berenang. Oh iya, pantai ini juga merupakan tempat yang sangat indah untuk melihat sunrise maupun sunset. So, jika kalian yang ingin berkunjung kesini, jangan lupa agar tidak membuang sampah di sekitar laut usai snorkeling, berenang atau pun sekedar duduk menikmati pantai.

Sunrise from the east

Blue Sea and Sky

Everyones happy when they here


feel peace when the sun goes down
Smell the sea and feel the sky
Bukit keles
Tempat ini sekilas seperti bukit bintang yang berada di Jogjakarta. Spot yang menarik untuk menikmati pemandangan kota Luwuk dari ketinggian. Tempat ini merupakan tempat yang banyak diminati oleh para remaja terutaman pada malam hari, karena menurut mereka pada saat malam hari kota luwuk seperti Hongkong. hehhehehe :)
Baru - baru ini ada spot menarik yang dibuat oleh pemilik Cafe untuk dijadikan moment berfoto. karena melihat perkembangan remaja masa kini yang gemar berselfie.

New Spot at Bukit Keles

Luwuk lantai 2
Katanya, Ini Hongkong di malam hari :D

Teluk Lalong
Tempat ini berada di pusat kota luwuk dan juga berdekatan dengan Masjid Agung kota Luwuk. Tempat ini sangat tertata rapi dan bersih. Tempat ini juga adalah ruang terbuka hijau (RTH) yang dibuka oleh pemerintah Kota Luwuk sebagai tempat bersantai. Pada saat pagi hari pengunjung biasanya melakukan aktifitas jalan - jalan atau olahraga, sedangkan pada malam hari pengunjung memanfaatkan tempat ini untuk berkumpul bersama teman dan menikmati angin pantai sembari menikmati makanan dan minuman di cafe yang berderet sepanjang bibir Pantai.

Teluk Lalong
Ruang Terbuka Hijau - Sumber Foto dari Google

Bukit Teletubies
Bagi yang senang melakukan aktivitas outdoor bukit Teletubies adalah tempatnya. tempat ini menawarkan pemandangan yang sangat memukau yang memanjakan mata. Berada di bukit desa Lumpoknyo yang menyerupai bukit teletubies yang diadaptasi dari film anak anak teletubies, bukit ini diselimuti oleh rumput ilalang hijau yg indah, seolah olah kita akan mengira bahwa kita sedang berada di new zealand. Jarak untuk dapat ke bukit ini dapat ditempuh selama kurang lebih 45 menit dari pusat kota.

Bukit Keles - Sumber foto dari Google

feel free like a bird
Pulau Dua.... Amazing landscape at Celebes
Pulau yang satu ini telah dinobatkan sebagai maskot pariwisata Kota Luwuk dan baru - baru ini Pemerintah Kabupaten Banggai mengadakan Festival Pesona Pulau Dua sebagai ajang promosi, memperkenalkan spot-spot diving dan snorkeling. Pulau Dua terletak di Kecamatan Balantak atau sekitar 2 jam arah timur kota luwuk. Penyeberangan terdekat ke Pulau Dua yaitu dari Desa Kampangar di Kecamatan Balantak dengan lama penyeberangan sekitar 10-15 menit. Pulau Dua adalah pulau yang tak berpenghuni namun memiliki keanekaragaman bawah laut yang sangat indah. Terumbu karangnya beberapa berukuran besar dan jenis hewan lautnya beraneka ragam.




   
Sumber foto dari Indonesia Bagus Net TV
Jangan takut hitam
Burung Maleo sebagai Maskot kota Luwuk
Ada sesuatu hal yang istimewa dari Kota Luwuk selain keindahan alam lautnya, yaitu Burung Maleo. Burung Maleo atau dikenal dengan nama latin Macrocephalon Maleo, adalah harta karun alami bagi pulau sulawesi, dan bagi seluruh dunia. hewan endemik ini tersebar di pulau sulawesi seperti Gorontalo, Manado dan Batui Luwuk. Namun sayangnya keberadaan hewan endemik ini terancam punah oleh perburuan manusia, untungnya hal ini dapat dicegah oleh tim konservasi perlindungan burung maleo. 

Tim konservasi ini bertugas memastikan keberlangsungan hidup maleo di kabupaten Bualemo kabupaten luwuk. telur telur burung maleo ini masih dicuri oleh manusia, walaupun bukan sebagai kebutuhan pokok, telur burung maleo ini dijual sebagai barang mewah atau simbol status. Walaupun pengambilan telur burung maleo ini melanggar hukum, hukum jarang ditaati oleh penduduk karena ketidak pedulian mereka. Pengambilan telur burung maleo ini adalah penyebab utama menurunnya populasi burung maleo, diikuti menghilangnya habitat burung tersebut.

Burung Maleo sangat berpengaruh bagi budaya dan tradisi luwuk. Hal ini dapat terlihat patung maleo dipusat kota luwuk sebagai ciri khas dan simbol kebanggaan rakyat sulawesi. Di wilayah kepulauan Banggai, ada tradisi Tumpe yang berpusat pada telur maleo. maka dari itu kepunahan burung maleo merupakan kepunahan yang besar bagi warisan budaya sulawesi. untungnya masih ada waktu untuk mencegah hal ini.

Burung Maleo mempunyai kisah hidup yang unik, dan merupakan hewan setia karena mereka hanya berpasangan dengan pasangan mereka saja atau sehidup semati. Ketika sang betina sudah siap untuk bertelur, pasangan burung maleo akan berjalan kaki berkilo kilo meter untuk bertelur secara komunal. Pasangan maleo akan menggali lubang yang besar atau tanah selama berjam jam. Di dalam lubang tersebut sang betina akan menelurkan sebutir telur, hanya satu! ukuran burung maleo seukuran ayam tetapi telurnya bisa lima kali lipat telur ayam.

Kalau sudah bertelur di dalam lubang, pasangan maleo itu menguruk telur tersebut dengan pasir dengan kedalaman yang mencapai 1 meter. Kemudian, mereka pulang lagi ke hutan, sementara telur dibiarkan untuk dipanasi oleh matahari. Kalau tidak diganggu, sesudah 60-80 hari telur itu menetas di dalam pasir. Begitu menetas, anak maleo menggali selama 24-48 jam ke atas untuk mengirup udara segar di alam bebas. Sesudah beristirahat selama beberapa menit, anak maleo langsung terbang ke arah hutan, untuk hidup secara mandiri tanpa bantuan induknya.


Macrocephalon Maleo - Batui Luwuk

Kuliner khas kota Luwuk Banggai

Onyop
Onyop merupakan makanan khas asli luwuk dan kepulauan banggai yang diidentikkan dengan makanan khas suku saluan (salah satu suku asli luwuk) apalagi makanan ini dibuat langsung oleh suku saluan sendiri, sampai ada lagunya yaitu "Mongonyop" 

Onyop pada dasarnya sama seperti papeda yang merupakan makanan khas Indonesia bagian Timur. terbuat dari sagu yang dimasak sampai mengental seperti lem dan biasanya dicampur ikan kuah kuning dan rasanya sungguh luar biasa. 


Ikan kuah kuning

Onyop
Milu siram
Milu siram memiliki bahan utama dari jagung dengan tambahan ikan tuna atau tongkol yang kemudian direbus. kemudian diberi irisan bawang, ikan tongkol yang ditumis terlebih dahulu, kemudian diberi suwir - suwir, kemangi, dan tomat. untuk menikmatinya, biasanya dipadukan dengan sambal terasi dan bakwan. Milu itu berarti jagung (dalam bahasa sulawesi). 


Milu Siram
Masih banyak tempat - tempat wisata yang belum saya sebutkan dan saya berharap dinas pariwisata juga lebih giat lagi mengkampanyekan sektor - sektor pariwisata dikota ini berikut mengenalkan budaya - budaya dan kearifan lokalnya. 
Bagi teman - teman yang akan berkunjung ke kota luwuk jangan lupa untuk mencoba kuliner khas kota ini, karena masih banyak lagi makanan khasnya yang belum saya sebutkan. Dan yang pasti akan membuat kalian merasa ketagihan. Jangan khawatir untuk selalu bertanya kepada masyarakat lokal, karena mereka ramah kepada siapa saja yang datang kekota ini.
Happy Holiday :)

Comments

  1. Artikel yang menarik kak via...ajakin piknik kesana dong :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih kak, kapan2 piknik dong harus main ke luwuk ya... hehehe

      Delete
  2. Cita-cita ingin sekali kesana.. :)

    ReplyDelete
  3. Terimakasih, bisa bwt refrensi destinasi baru di dindonesia, lengkap berikut kulinernya juga, next mau ke luwuk,. Semoga makin dikenal yaa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Papandayan Swiss van Java

From Bandung with Love